Search

Bisnis Anti Rugi Jualan Barang Antik, Tidak Laku Bisa Dinikmati Jadi Barang Koleksi - Tribun Jabar

TRIBUNJABAR.ID - Bisnis barang langka atau antik itu bisnis anti rugi alias  tidak ada ruginya. Itu yang dirasakan para penjual barang antik. Kalau pun barang tidak terjual mereka bisa menyimpannya sebagai koleksi.

"Awalnya memang dari suka dulu. Kalau sudah begitu susah untuk meninggalkannya. Biasanya kalau mencari barang, kalau ternyata barang itu sangat disukai, disimpan di rumah, kalau sudah bosan baru dijual," kata Yanto ditemui di rumahnya di Jalan Padi Endah, Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (21/1/2020).

Menurut Yanto, penjual beragam barang seni, tidak semua barang disimpan berlama-lama di rumah. Kalau barang tersebut bukan barang yang disukainya langsung dijual ke penjual barang langka lainnya.

Mang Ucing pun merasakan hal yang sama. Penjual sepeda dan sepeda motor langka, ini tak pernah merasa rugi membeli barang langka, meski susah untuk menjualnya. Karena hobi, katanya, barang-barang itu disimpannya di rumah atau di tokonya.

Yanto, Penjual Barang Seni Asal Baleendah.
Yanto, Penjual Barang Seni Asal Baleendah. (TRIBUN JABAR/JANUAR P HAMEL)

"Barang langka kan tak ada waktu kedaluwarsa, jadi disimpan aja, nanti juga kalau ada yang mau tinggal jual saja," katanya.

Mang Ucing pun punya cara agar barang-barangnya bisa terjual dan menguntungkan. Barang yang lama tidak terjual, kata Mang Ucing, bisa dijual murah, kemudian membeli barang lain yang bisa dijual dengan harga mahal.

"Dengan cara itu saya masih bisa untung," kata Mang Ucing di tokonya di Pasar Nostalgia, Perumahan Batununggal, Kota Bandung, Kamis (23/1/2020).

Sepeda antik yang dibeli Mang Ucing, pemilik toko di Pasar Nostalgia, Batununggal, Kota Bandung, dari negara-negara Eropa.
Sepeda antik yang dibeli Mang Ucing, pemilik toko di Pasar Nostalgia, Batununggal, Kota Bandung, dari negara-negara Eropa. (TRIBUN JABAR/JANUAR P HAMEL)

Mamg Ucing mengaku pernah menjual sepeda motor seharga Rp 200 juta. Sepeda motor model JAP ini diperolehnya dari Jerman dengan harga Rp 120 juta. Barang langka itu dikirim dari Jerman melalui jasa kurir.

"Laku 200 juta, untung bersihnya mencapai 60 juta, setelah dipotong biaya menghidupkan motor dan transportasi di Indonesia," kata Mang Ucing.

Tuti Bahar, penjual barang langka lainnya, mengaku tak pernah merugi menjual barang-barang langka khas Jepang. Menurutnya ada saja pembelinya. Bahkan suaminya, kata Tuti, harus bolak-balik mencari barang-barang yang akan dijual ke Jepang dua bulan sekali.

Let's block ads! (Why?)



"laku" - Google Berita
January 27, 2020 at 07:54AM
https://ift.tt/30Tbvyq

Bisnis Anti Rugi Jualan Barang Antik, Tidak Laku Bisa Dinikmati Jadi Barang Koleksi - Tribun Jabar
"laku" - Google Berita
https://ift.tt/2ukU4ux
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bisnis Anti Rugi Jualan Barang Antik, Tidak Laku Bisa Dinikmati Jadi Barang Koleksi - Tribun Jabar"

Post a Comment

Powered by Blogger.