JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, BANGKO - Petani karet saat ini sedang diterpa masa sulit. Kondisi ekonomi terkungkung, oleh nilai harga beli karet mentah yang rendah.
Ditengah menurunnya harga jual karet, sepertinya petani tak lagi punya harapan. Beberapa pekan terakhir, beredar isu jika perusahaan karet tak lagi menerima karet hasil jualan petani.
Hal ini seperti dituturkan Samsul, salah satu petani karet Desa Air Batu, Kabupaten Merangin. Dia mengatakan, karet di tempatnya saat ini dijual hanya Rp 5 ribu perkilo.
"Biasanya sampai Rp 8.000 dan Rp 9.000 perkilo. Kini jauh hanya Rp 5.000," ungkap Samsul.
Bahkan, beredar isu jika semenjak Corona semua perusahaan karet tak lagi membeli karet petani.
"Isunya perusahaan tidak lagi beli karet petani. Saya tidak tau info ini, yang jelas dapat cerito dari kanti-kanti (Sesama petani karet, red)," tambahnya.
Bukan hanya itu, Samsul juga bercerita musim hujan juga menjadi kendala. Sebab, kuantitas panen berkurang dari cuaca normal.
"Musim hujan, harga karet murah. Kami berharap pemerintah tanggap dengan masalah ini," harap Samsul.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merangin, Herman Effendi menampik isu tersebut.
"Itu tiak benar. Bukan hanya isu karet, tapi ada juga warga melapor jika sawit juga tidak laku," ungkap Herman Efendi.
Fendi juga mengaku, telah melakukan klarifikasi dengan Dinas DKUKMPP Kabupaten Merangin, guna menepis informasi yang mengejutkan sebagian besar petani di Bumi Merangin ini.
“Berkembang di tengah-tengah masyarakat, bahwa perusahaan di bidang perkebunan, semacam sawit dan karet tidak melayani pembelian bahan dasar mereka. Namun diyakinkan oleh DKUKMPP, bahwa isu itu tidak benar saat saya tanya ke sana,” ungkap Fendi.
Sementara itu, Kepala DKUKMPP Merangin M. Ladani saat dikonfirmasi membantah pernyataan ini. Dikatakannya, pihaknya hanya membantah isu pelarangan jual beli karet oleh masyarakat.
“Jadi yang kami bantah itu isu warga sesama warga, melakukan aktivitas jual beli karet yang dilarang pemerintah. Karena social distancing, hanya tidak boleh berdekatan. Yang sebenarnya tetap diperbolehkan, tetapi bisa menjaga jarak antara 1,5 meter hingga 2 meter," sanggah Ladani.
“Untuk persolan perusahaan yang menolak pembelian bahan dasar karet warga, itu ranahnya Dinas Perkebunan. Kalau kita (DKUKMPP) hanya industri kecil. Saat ini kita pastikan jika perusahaan masih membeli karet petani," tandasnya. (cr02/enn)
"laku" - Google Berita
April 14, 2020 at 07:28AM
https://ift.tt/2XAgxQC
Petani Keluhkan Karet Tidak laku - Jambi Independent Online
"laku" - Google Berita
https://ift.tt/2ukU4ux
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Petani Keluhkan Karet Tidak laku - Jambi Independent Online"
Post a Comment