Search

Kereta Cepat Jakarta-Semarang Rp 58 T Belum Tentu Laku - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek prioritas strategis periode 2020-2024 sudah disiapkan pemerintahan Presiden Jokowi jilid II. Salah satu yang paling menyedot perhatian yakni proyek kereta berkecepatan tinggi Jakarta-Semarang yang merupakan bagian dari kereta Jakarta-Surabaya yang masih tahap studi.

Kereta Jakarta-Semarang bisa memangkas waktu perjalanan hanya 3,5 jam dari 5 jam. Proyek ini rencananya akan menggunakan APBN Rp 58 triliun.

Kasubag Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Supandi, menegaskan, proyek tersebut tidak mungkin dikerjakan menggunakan APBN sepenuhnya.


"Yang jelas kalau dari APBN murni nggak kuat lah pemerintah, karena cukup besar ya pembiayaannya," kata Supandi kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/2/20).

Kebutuhan Rp 58 triliun yang dicantumkan dalam dokumen Rancangan Awal RPJMN Bappenas ini, kata Supandi belum termasuk trase Semarang-Surabaya.

"Kayaknya ke Semarang saja. Dia (Bappenas) kan nggak nyebut angka sampai Surabaya kan. Karena, itu kalau tidak salah berapa triliun itu ya hampir mendekati Rp100 triliun (sampai Surabaya). Lebih kurang segitu lah. Kan itu itung-itungannya lebih kurang separuhnya (kalau ke Semarang aja)," urainya.

Mengenai rencana pendanaan, dia menjelaskan, saat ini hal tersebut masih digodok dalam kajian yang dikerjakan JICA. Kajian ini meliputi berbagai aspek untuk mematangkan rencana proyek.

"Ini kan lagi studi. Rencananya tahun ini JICA menyampaikan hasil studinya. Nah dalam hasil studi itu termasuk trase, skema pembiayaan dan sebagainya," urainya.

Alternatif pembiayaan yang paling memungkinkan adalah melibatkan swasta. Dalam hal ini, proyek dikerjakan melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha alias KPBU.

"Ini kan jelas APBN kita enggak mencukupi ya. Ya mungkin alternatifnya KPBU," bebernya.

Alternatif lain adalah memanfaatkan utang. Namun, untuk kepastiannya masih menunggu hasil kajian JICA.

"Nanti kita tunggu hasil studinya ini. Apakah dengan KPBU, loan, dan sebagainya nanti kita tunggu hasilnya."

"Ya bisa saja (utang dari Jepang) karena kita melibatkan Jepang ya, karena studinya dari JICA. Kalau nanti umpamanya ada loan dan sebagainya, kita tunggu hasil studi itu seperti apa baru akan kita berikan tanggapan. Termasuk skema pembiayaan itu," lanjutnya.

Adapun pada tahap pertama, lintas yang dibangun memang meliputi lintas Jakarta-Semarang. Ini dilakukan bukan tanpa alasan.

"Jakarta Semarang ini kan kapasitas nya sudah sangat penuh ya. Kapasitas penumpang, kapasitas lintasnya juga sudah sangat padat," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/2/20).

Supandi menjelaskan, pada lintas Jakarta-Semarang, saat ini banyak dilalui kereta dengan berbagai rute. Artinya, jalur tersebut tidak hanya dilalui rute kereta dari Jakarta ke Semarang saja.

"Pergerakan kereta dari Jakarta ke Semarang kan lebih padatlah karena lewat Cirebon dan sebagainya. Memang itu sangat-sangat padat, jadi itu salah satu alasan fase pertama disitu pembangunannya," tandasnya.

Sementara itu, lintas Semarang-Surabaya saat ini tingkat kepadatannya masih lebih longgar dibandingkan Jakarta-Semarang. Karenanya, lintas Semarang-Surabaya bisa dibangun lebih lanjut setelah Jakarta-Semarang.

"Surabaya ke Semarang kan relatif lebih longgar. Makanya ini (Jakarta-Semarang) diprioritaskan dulu supaya nanti kapasitasnya bisa lebih banyak lagi," urainya.

Apakah kereta cepat ini ini bakal ada peminatnya?

"Demand utara Jawa cukup tinggi. Kebutuhan itu ada," kata Pemerhati Perkeretaapian dari Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/2).

Namun, Djoko mengatakan potensi penumpang jalur ini berpotensi tergerus seiring rencana pemindahan ibu kota. Bappenas sudah optimistis pada 2024 proses pemidahan pusat pemerintahan seperti gedung DPR ke Kalimantan Timur.

Djoko menambahkan potensi permintaan kereta cepat Jakarta-Semarang bisa menurun karena ibu kota baru negara pindah. Ini karena tak bisa dipungkiri ibu kota selama ini sebagai penarik arus pergerakan manusia lebih masif.

"Bisa (terdampak karena ibu kota pindah), karena Pemda ke Jakarta urusan dinas, kalau urusan dinas beralih ke ibu kota baru, tentunya ada penurunan demand ke Jakarta, kecuali urusan bisnis dan wisata," katanya.

Djoko mengutip data Ditjenhubud Kemenhub, bahwa sebagian besar pengguna pesawat terbang atas biaya dinas kementerian lembaga atau pemda. "42% pengguna pesawat terbang atas biaya APBD/APBN, 12% bisnis," katanya.

[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)

Let's block ads! (Why?)



"laku" - Google Berita
February 05, 2020 at 09:17AM
https://ift.tt/2tyxjTK

Kereta Cepat Jakarta-Semarang Rp 58 T Belum Tentu Laku - CNBC Indonesia
"laku" - Google Berita
https://ift.tt/2ukU4ux
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kereta Cepat Jakarta-Semarang Rp 58 T Belum Tentu Laku - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.