Jakarta: Program BBM Satu Harga yang diterapkan di berbagai wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di seluruh tanah air ternyata punya banyak dampak positif. Selain pada sektor transportasi, sektor pendidikan terimbas.
“Program BBM Satu Harga berefek domino baik di bidang produksi, pertanian, perhubungan darat, hingga perhubungan laut. Bahkan bidang pendidikan dan bidang kesehatan juga terimbas,” kata pengamat ekonomi Universitas Cendrawasih Ferdinand Risamasu melalui keterangan tertulis, Jumat, 1 Februari 2019.
Luasnya efek domino, lanjut dia, karena sebagian besar kegiatan masyarakat terkait dengan energi, baik langsung maupun tidak. Pertanian misalnya, meski secara langsung tidak terkait, namun untuk memasarkan hasil tetap membutuhkan transportasi yang terkait erat dengan BBM.
Begitu pula dengan perikanan, kesehatan, dan pendidikan. “Untuk sektor pendidikan, kondisi anak-anak di Ilaga, Papua, bisa menjadi contoh,” kata dia.
Saat ini, anak-anak di distrik yang terletak di Kabupaten Puncak Papua tersebut, bisa belajar lebih tenang. Pasalnya, harga BBM sudah jauh lebih murah. Warga bisa menyalakan genset setiap malam untuk penerangan.
Baca: Target Penyaluran BBM Satu Harga Tidak Berubah
“Dulu anak-anak tidak bisa belajar setiap malam. Kami harus mengumpulkan uang terlebih dahulu untuk bisa membeli BBM yang dipergunakan untuk menggerakkan genset. Tetapi sekarang, anak-anak bisa belajar setiap hari. Semoga mereka makin pintar,” kata Miati Ridwan, salah satu warga Ilaga.
Fathoni, warga Ilaga, juga merasakan manfaat BBM Satu Harga. Menurut dia, hampir seluruh harga kebutuhan menjadi turun. Ojek, misalnya, dulu sangat mahal. Untuk jarak sekitar dua kilometer dari bandara ke Ilaga harus merogoh Rp50 ribu. Sekarang untuk jarak lima kilometer hanya Rp30 ribu.
“Kami semua sangat merasakan manfaatnya,” lanjut Fathoni yang juga pemilik warung nasi di Jalan Kagu Ilaga.
(UWA)
http://bit.ly/2S5kuLK
February 01, 2019 at 11:39PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sektor Pendidikan Terimbas BBM Satu Harga"
Post a Comment