Idealkah Tarif LRT Rp12 Ribu?

Jakarta: Pemerintah memberikan subsidi untuk tiket Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek), sehingga harganya yang semula direncanakan Rp30 ribu menjadi hanya Rp12 ribu berlaku flat untuk semua lintasan.

Adapun subsidi yang diberikan kepada LRT diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kepada PT KAI sebagai operator. Angka yang ditetapkan tersebut sudah ditetapkan dan belum berubah.

Namun, apakah harga tersebut sudah ideal?

Ketua Institut Studi Transportasi Darmaningtyas menilai angka tersebut masih belum ideal. Menurutnya, jika mau menarik minat masyarakat untuk menggunakan LRT, terutama bagi pengendara mobil, maka paling tidak harga yang dipatok sebesar Rp10 ribu.

"Kalau pengguna mobil jika dibandingkan harus membayar beberapa ruas tol kan lebih hemat naik LRT. Tapi untuk menarik pengendara motor, memang caranya harus dipikirkan lagi, misalnya ditambah dengan memperluas area parkir," jelasnya saat mengisi diskusi di Hotel Grandhika, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Februari 2019.

Hingga saat ini, pembangunan LRT Jabodebek telah mencapai 58,3 persen. Adapun proyek tahap I ini telah dikerjakan sejak September 2015 dengan menghabiskan biaya Rp22,8 triliun.

Direktur Operasional Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengatakan bahwa lintas 1 dengan rute pelayanan Cawang-Cibubur paling besar progresnya, yakni mencapai 78,5 persen. Sementara lintas 2 dengan rute Cawang-Kuningan-Dukuh Atas telah mencapai 46,1 persen. Kemudian, lintas 3 dengan rute Cawang-Bekasi Timur telah mencapai 52,8 persen.

"Sekitar Juni atau Juli mungkin rangkaian pertama yang datang dari PT Inka bisa diuji coba di lintas Cawang-Cibubur dengan waktu 42 menit," ujar Pundjung, pada kesempatan yang sama.

Sementara untuk lintas 2 dan 3, progresnya memang belum sebesar lintas 1 lantaran terkendala pembebasan lahan. "Terutama di Bekasi Timur yang bakal menjadi lokasi depo LRT Jabodebek seluas 12 hektare," tambah dia.

(AHL)

Let's block ads! (Why?)